in the end

“Sudahlah bro, jodoh itu sudah ada yang ngatur. Menikahlah dengan orang yang jelas ingin menikahimu” ujar salah satu sahabatku
“ya, saya biasa aja kok” jawabku. Yang jelas sedang tak biasa.
Ada hal yang lucu. Ketika kau memutuskan untuk memakai hati berarti kau sudah tak lagi berhati-hati.
.
Kembali pada hari dimana semuanya ini ditentukan :

“time is valuable thing, watch it fly by as the pendulum swings
Watch it count down to the end of the day. The clock ticks life away”

Linkin park – in the end

“ada yang ingin aku bicarakan” kalimat awal yang cukup jelas. Dia tak pernah seserius itu. Dan terlalu banyak hal yang tak bisa dijelaskan dengan wajahnya saat itu.
“tentang apa? Laki-laki itu? Ya saya sudah dengar semuanya.. “ jawabku sedatar mungkin.

“ya dia telah memintaku, dan aku tertarik, untuk sebuah kejelasan yang di tunjukan. Aku pengen kita sampai disini saja”
jawabnya dengan sangat jelas.
“jika dengannya membuatmu bisa mewujudkan mimpimu, cukup jelas bukan, jika mimpi kita itu berbeda. Ya tampaknya kita tak bersama”
Dialog yang telah mengakhiri semuanya.
Jika memang akan berakhir. Yang saya pikirkan adalah bagaimana saya mengakhirinya tanpa sebuah penyesalan.
Seketika saya tersenyum melihat apa yang sudah saya lakukan sejauh ini. Bagaimana bisa dia pergi dengan seperti itu. Tidak adil. Sangat tidak adil seharusnya. Tapi kenyataanya. Aku telah kalah. Bukan laki-laki itu yang lebih hebat dari aku. Tapi aku kalah oleh diriku sendiri yang ternyata usahaku selama ini tidak cukup. Dia pergi karena ketidakmampuanku mewujudkan mimpi kita.

“I’ve put my trust in you, push as far as I can go.
For all this. There only one thing you should know”

Adalah aku, ketika bersamamu adalah menguatkanku. Ketika memilikimu tenyata menemukan diriku. Denganmu adalah mimpi yang memotivasiku. Ada waktu yang baik untuk berbahagia, ada juga rasa yang ternyata harus ditinggalkan. Jika denganmu adalah perubahan terbesarku. Maka aku saat ini adalah kebaikan yang telah kau buat. Tidak denganmu berarti langkahku selanjutnya.

“I try so hard. And got so far.
But in the end. Its doesn’t even matter”

Yes it should be doesn’t even matter.

IF in life

Come up to meet ya, tell you I’m sorry

You don’t know how lovely you are

I had to find you, tell you I need ya

And tell you I set you apart

Cold Play – The Scientist

Dan akhirnya kita bertemu, di jumat sore seperti yang sudah kita rencakan. Ya pertemuan tak biasa menurutku. Seperti ingin menyimpulkan semua yang telah kita lalui.

Sudah hampir 3 tahun aku mengenalmu. Terlalu lama untuk sebuah perkenalan dan terlalu singkat untuk sebuah hubungan. Rasa ini telah mengikat kita begitu kencang. Hingga akhirnya kita lupa menyadari apakah ini sebuah hubungan yang menyatukan atau hanya saling menyakiti.

“aku setuju denganmu, kita tak pernah sama” pernyataan awal yang jelas telah merusak suasana.

“maksudnya?”

“ ya apa yang aku ingin, apa yang aku suka, apa yang aku targetkan itu beda. Hal yang aku benci adalah hal yang paling kamu inginkan. Magisterku, impian pekerjaanku dan semua yang ingin aku lakukan itu tak pernah menyenangkanmu” jawabku dengan nada meninggi.

Ya aku mencoba untuk berbicara to the point, selama ini aku hanya mencoba untuk membuktikan jika memang aku pantas untuk kamu. Pantas untuk hubungan ini. Tapi sepertinya tidak untukmu.

Nobody said it was easy

It’s such a shame for us to part

No one ever said it would be so hard

I’m going back to the start

 

Jika kita bisa mengulang waktu.

Mungkin tak pernah bersama bisa membuat kita bahagia.

one way ticket

akan ada waktunya ketika pergi tak lagi memberikan janji untuk kembali.
.
“ada saatnya !!” dia menjawabku dengan sedikit marah.
ya aku adalah penuntut yang tak pernah mau memperdulikan keadaan. seseorang yang paling benar menurutku ya diriku sendiri. dan ya long distance relation itu tidak pernah mudah untuk dua orang keras kepala  seperti kita.
kita berdua seperti dua orang yang saling percaya pada ketakutan, benarkah itu?
“jadi ketika kamu jatuh pada pilihan yang lebih realistis, apakah kamu akan tetap ada?, ya ada kalanya aku merasa seperti dua yang saling cinta tapi sedang menunggu saja untuk pergi” pernyataan itu mungin menyakiti hatinya begitu dalam. terlalu banyak kekesalan yang dia ungkapkan setelah pernyataan itu, hingga akhirnya aku tau jika kamu juga memiliki ketakutan sama denganku.
“kita baik-baik saja kan?” tanya dia mencoba untuk menenangkan situasi.
entahlah, semua ini terlalu baik-baik saja, sehingga kita lupa untuk menyelesaikan ketakutan yang seakan menjadi pemisah yang semakin jauh.
“aku akan pulang hari kamis, aku harap hari rabu kita masih ketemu”.
.
adakalanya pergi tak berjanji untuk kembali, kita seperti dipisahkan disatu sisi kita mungkin sedang saling memisahkan. adakalanya hati tak ingin diam. adakalanya keraguan menjadi pemenang. beberapa cerita tidak diciptakan dengan ending indah. aku merindukan kita yang sama-sama berjuang menerima perbedaan, tidak seperti hari rabu sesuai janji kita. kita terlalu membuat semuanya mudah, seperti menyudahi masalah tanpa berusaha menyelesaikannya.
“aku pergi, mungkin beberapa minggu atau bulan aku kembali, entahlah.” kataku sebelum masuk pintu keberangkatan.
“ya, aku bisa menunggu”dia tersenyum kecut.
ending klise ketika aku hanya beranjak pergi dengan membawa ribuan pertanyaan dan alasan untuk apa aku tinggal.
ya seperti membawa tiket sekali jalan. aku seperti tidak pernah berjanji untuk benar benar kembali.

Wanita itu

Semua orang terlihat sama.
Terlalu banyak orang yang cantik hatinya. Menjual warna-warni kehidupannya.
Sungguh, mereka sangat hebat dibidangnya. Sepertinya mereka akan mudah menjadi ibu dan teladan untuk anak-anaknya.
Mereka sudah tersenyum sekarang. Yap wanita dewasa tak akan mengeluh ditinggalkan laki-laki biasa saja. Wanita dewasa lebih senang mempersiapkan diri menjadi yang terbaik dibandingkan sibuk memilah mana yang baik. Toh pada akhirnya, kupu-kupu akan tetap menghampiri bunga yang paling banyak sarinya. Jadi untuk apa sibuk memojokan bunga lainnya, jika pada akhirnya bunga paling baiklah yang akan dihampiri kupu-kupu bijak.
Beberapa wanita memang takut kehilangan, beberapa lainnya gundah tak dimiliki. Normal menurutku, disaat yang lainnya sudah terikat, mereka masih saja kesana kemari. Tapi beberapa yang hebat memilih untuk tidak terlalu cepat memilih. Yaa pilihan baik itu tidak selalu yang tampan, berstnk jutaan atau kadang bekerja diperusahaan besar dengan bonus tak terbatas.
Wanita bijak itu ada pada prioritasnya. Dia tau kapan dia harus menuntut, menahan diri lalu kapan dia harus mulai bertindak.
Saya sangat suka dengan pernyataan yg ditulis dalam salah satu novel inspiratif menurutku.

“Membangun sebuah hubungan itu butuh dua orang yang solid. Yang sama-sama kuat. Bukan yang saling ngisi kelemahan. Karena untuk menjadi kuat adalah tanggung jawab masing-masing orang. Bukan tanggung jawab orang lain.”

~ adhitya mulya – sabtu bersama bapak
Jadi sayang, tak apa. Kita belum disatukan sekarang. Fokus dari masing-masing kita sekarang adalah memperbaiki diri. Kita akan tetap pada komitmen kebersamaan kita. Tapi disaat yang sama kita harus berusaha untuk saling berubah ke arah yang lebih baik. Kamu dan aku harus lebih bijak dan dewasa. Untuk hal disatukan atau tidak, jangan khawatirkan itu. Kita tak harus menantang waktu. Nikmati saja.

hubungan

suatu hari nanti kamu akan mengerti. jika hubungan itu bukan lagi tentang perasaan. hubungan itu tentang bertujuan dan lebih tentang kesiapan. ketika kamu semakin dewasa hatimu akan lebih mudah jatuh. akan ada banyak pilihan lelaki yang menawarkan berjuta-juta warna. kamu tinggal memilih saja warna mana yang kamu suka. tergantung selera. jika beberapa wanita menyatakan tidak ada yang sesuai selera. ahh mungkin dia belum menemukan tujuan dari warna apa yang dia ingin. abaikan saja.
kembali pada tujuan. tujuan itu tentang keinginan. saya selalu berpendapat jika “orang akan mudah suka pada yang menyerupai dirinya sendiri. karena akan mudah untuk memahaminya ” . saya tidak mengajari jika kita harus suka dengan orang cenderung mirip dengan kita. yang saya garis bawahi yaa harusnya kita akan lebih menyukai orang yang sama dalam bertujuan, faham dengan apa yang harus diraih dan mungkin dengan tujuan yang sama kita akan berjalan pada arah yang sama.
lalu tentang arah yang sama. jika arah sudah ada dan yang ditujukan sudah jelas. ada satu lagi fase yang menurutku sangat menentukan dalam suatu hubungan. yaa tentang kesiapan. beberapa orang berjalan cepat, beberapa orang dibelakangnya tidak bisa secepat mereka dan ada beberapa golongan yang memilih untuk santai saja. jika arah dan tujuan sudah dinilai cukup sama lalu bagaimana jika kita tidak dalam waktu sama dititik akhinya. fase menunggu dan ditunggu adalah step lanjutan dari suatu hubungan. itulah yang saya maksudkan tentang kesiapan. yaa menurutku. lalu sejauh apa hubungan kamu? sejauh mana kamu sudah berjalan? sudah sama kah tujuannya? sudah sejalurkah? atau kamu sudah berjalan dan entah dijalur dan tujuan mana karena mengikuti hati,hehe),? atau kamu sedang difase menunggu? atau sedang berlari tak karuan karena sedang ditunggu?

Nona masa lalu

Ada beberapa hal yang memang tak bisa dipindahkan.
Beberapa percaya tentang kekuatan keyakinan. Ketika tekad telah berbicara, akan selalu ada cara untuk melakukan hal yang mustahil sekalipun. Entahlah itu sangat bertentangan dengan perasaan. Seperti diperbudak ketakutan, hati selalu memilih untuk mempertahankan. Menurutku Rasa itu seperti mempercayai dan dipihak yang sama sedang mencurigai.
Yap, sepertinya alam sedang mengujiku dalam hal rasa. Menemukan dan akupun merasa ditemukan. Sepertinya akan mudah untuk berganti.
Lalu jika tak bisa memindahkan. Tinggalkanlah

tenang saja

dear wanitaku
ada hari dimana aku seperti tak bisa berbicara banyak padamu.
di hari lainnya kita merasa jarak kita begitu jauh.
hingga dalam beberapa waktu kita memang dipisahkan jarak.
ada diantara mereka tak pernah percaya jika kita sedang mencoba mempersatukan.
tapi kemudian diantara kita malah terbawa tidak percaya jika kita bisa disatukan. entahlah, itupun kadang mendatangiku dengan mudahnya.
mungkin menurutmu aku datang dengan terburu-buru. menjadikanmu sebagai masa depanku mungkin hal terkonyol yang pernah kau dengar. percayalah aku memang tak pandai dalam hal menunjuk target. tapi setelah aku menunjuk hal tersebut, pantang untukku mundur dengan mudah.
kita berlalu begitu dalam namun ketika kita berkaca, sepertinya kita belum cukup lama mengenal jika menghitung lingkaran waktu.
dulu aku pikir mencintai itu tentang menghitung banyaknya kebaikan, tentang siapa yang bisa membuatku lebih baik dan siapa yang membuat hidup itu akan sempurna.
dulu aku selalu yakin jika kita bukan terletak pada takdir saja. tapi sejauh mana kita memantaskan diri, saya benci dan meninggalkan wanita yang selalu mempercayai begitu saja tentang takdir. tentang  disatukannya atau dipisahkannya pasangan. seperti tanpa usaha dan seperti membiarkannnya begitu saja.
aku mengenalmu seperti tanpa disengaja. “memiliki potensi” haha alesan absurb yang dulu saya katakan padamu. jauh dari itu, aku ingin berbicara tentang keyakinanku memilihmu.
jadi wanitaku.
percayalah ini bukan tentang aku tak ingin berbicara padamu. aku hanya ingin mengatakan semuanya di waktu yang tepat.
suatu saat kita akan dihadapkan kesenjangan keinginan yang begitu tinggi. hal yang aku takutkan, masing -masing dari kita salah mengambil kesimpulan dan mulai saling menyalahkan.
nanti kita akan dipisahkan jarak. tentu ini bukan hal baik untuk hubungan kita. kita tak bisa bertemu ditiap sore dan menghabiskan awal malam di tiap weekday kita. sudahlah berhenti menikmati ketakutan. mungkin nanti kita akan belajar untuk lebih menghargai waktu hingga jarak tak pernah lagi kita permasalahkan.
jadi hari ini sudah tentangmu. aku tak ingin melewatkannya begitu saja, ketika kita mulai keras kepala dan saling menyalahkan. tenang saja. kita hanya kembali pada hari saat kita mulai malu-malu untuk menyatakan perasaan. hingga pada akhirnya kita akan mempertahankan apa yang selama ini kita ingin. jadi tenang saja. bukan mereka yang berkata never works. kita lah yang akan mempertahankannya.
jadi wanitaku, ada saatnya aku akan mengatakan jika semua hal ini akan menjadi milikmu. milik kita. jadi nikmati saja. kita buktikan jika kita mungkin slamanya.

“so lets we find every moment together.  believing in unconditional love”

save street child surabaya part 1

kita takkan pernah mengerti ketika kita berada pada fase membenci, tapi ketika kita mulai peduli dengan mudahnya kita akan mencintai.
jadi, kembali di sore itu, aku pernah beberapa kali melewati tempat itu. yep loading dock Surabaya Plasa. dulu tempat itu tak lebih dari pelataran pintu masuk mall. nothing spesial. entahlah hari ini tempat itu menjadi salah satu tempat favorit saya untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang hebat yang dulu tak pernah saya pedulikan.
jujur saja, saya bukan orang yang begitu peduli terhadap orang-orang kecil. saya selalu berpikir jika mereka ada dijalanan itu adalah salah mereka sendiri untuk menjadi bodoh dan berdiam diri dijalanan, dan  saya meyakini jika negeri saya itu indah andai saja rakyatnya berusaha untuk memperindah negeri ini, dengan tidak menjadi rakyat yang bodoh yang mempunyai mental peminta-minta. hingga akhirnya saya mengikuti komunitas ini, ya “save street child surabaya”. dengan alasan absurb (di ajak temen and dont have any idea sebenernya organisasi apaan dan ngapain aja).
dulu saya berpikir jika sebernernya apa sih yang saya lakuin, seperti melawan idealisme sendiri dengan mencoba membantu hal yang saya benci (anak-anak jalanan itu), terlebih saya tidak begitu suka dengan anak kecil yang selalu aku anggap jika anak kecil itu ribet, cenggeng dan kalo ngomong itu muter-muter. tapi entahlah, aku tak ingin menyerah dengan ketidaktahuan. jadi saya mencoba untuk melanjutkan kegiatan ini. setelah kegiatan open requitment selesai saya mulai dengan datang ke lokasi pengajaran. hari itu setidaknya saya bertemu dan berkenalan dengan 5 anak jalanan. entahlah mindsetku masih sama, mereka hanya anak jalanan yang ribet, dan saya sangat tidak suka dengan anak yang tidak mempunyai attitude yang baik. mereka seenaknya, mereka berbicara dengan nada tinggi dan mereka seperti tidak pernah menghargai usaha pengajarnya untuk mencoba membantu mereka. tapi entahlah, saya tertawa begitu didalam hati, melihat usaha para kawan-kawan pengajar yang begitu sabar memperlakukan mereka. padahal sikap mereka yang begitu acuh dan lebih ke tidak sopan menurutku. bukan usaha mereka yang saya tertawakan, tapi saya menertawakan diri sendiri, karena disaat yang sama, saya membeci mereka sedang saya tidak pernah sedikitpun untuk mencoba peduli seperti yang kakak-kakak pengajar hebat itu lakukan.
hingga akhirnya saya belajar untuk peduli, dan semuanya dimulai disini. ternyata mereka tak seburuk yang saya pikirkan, mungkin saja saya yang terlalu canggung untuk memulai percakapan dengan mereka. mereka dengan mudahnya tersenyum dan tertawa, hal yang tak pernah saya lihat sebelumnya ketika saya membenci mereka. mereka mulai mau mendengarkan dan mulai mau untuk belajar bersama. point terbesar yang saya ambil ya jika perubahan tak pernah memerlukan alasan, mereka (para pengajar) berbicara tentang tindakan, bukan tentang idealisme kebencian dan ketakutan yang akhirnya tak pernah orang lain lakukan.

BbsOSl8CMAA802t.jpg large IMG-20131231-WA0000 Bb7DkgOCYAEwoFq.jpg large

jadi pembelajaran besar yang saya lihat hari ini adalah ketika beberapa jiwa besar datang dengan tangan terbuka, rela mengotorkan tangan untuk membantu anak-anak yang berada dijalanan . entahlah beberapa orang suka dengan hidup bersama orang-orang kecil, disaat kebanyakan orang mengejar kemapanan. saya melihat ini sebagai lelucon besar ketika saya tidak pernah benar-benar masuk pada dunia ini, sedang setelah berada di pihak ini, saya melihat perjuangan yang sangat besar yang sedang mereka coba perjuangkan. ini bukan tentang lelucon besar yang dulu saya pikirkan, tapi tentang keinginan untuk tetap berbagi ketika banyak orang berpikir untuk berhenti saja.
jadi. kemarin saya hanya berjalan acuh melewati tempat itu, dan hari ini saya menghabiskan sisa hari dengan mereka. terima kasih untuk semuanya, untuk para pengajar dan semua adek-adek yang mengajarkan saya banyak hal. ini menjadi step besar yang mengubah saya menjadi lebih baik.

my ego

aku tulis semuanya untukmu. buntut kekhawatiranku selama ini.
ada kalanya kita tersenyum untuk semua hal yang kita lalui, jika kita tak disatukan mengapa kita begitu memaksa untuk saling suka. ahh ini terlalu mudah ditebak, jadi suatu hari nanti kita dihadapkan pada kehilangan dan kemudian salah satu dari kita akan pergi tanpa kehati-hatian, seperti tanpa hati. tapi jauh dari kita seperti mengharapkan jika hari ini bisa kembali.
jadi kutuliskan ini untukmu, tentang hal besar yang sengaja aku simpan untuk menjaga hatimu.
jadi sayang, hari ini kita bertemu meskipun dalam beberapa jam kemudian kita kembali berpisah. sengaja aku tak menoleh ke arahmu saat aku berjalan menuju tujuanku, seperti sibuk mengejar bis yang aku pun tau jika bis itu sedang tak buru-buru. aku hanya tak ingin kamu tau jika aku sedang tersenyum, menahan rasa senangku kembali denganmu. ya walau hanya beberapa jam saja. aku suka saat kamu memegangku saat membenarkan sepatumu atau bahkan aku suka memegang barangmu, beberapa berkata ini bodoh, tapi aku senang bisa ada untuk hidupmu. tapi dibalik semua itu hatiku berdegub tak beraturan, aku benci berpisah, terlebih kamulah yang harus aku tinggalkan.
saat itu aku hanya terlalu kaku pada perasaanku. aku takut pada kegagalanku sebelumnya mempertahankan kamu. seperti sekat yang membatasiku untuk memelukmu saat itu. aku takut kembali memberikan hal yang sia-sia. aku tahu perasaanmu dan akupun tau seberapa besar keinginanmu untuk itu. dalam hal ini aku terlalu menuruti ketakutanku. seperti sesak menahan perasaanku sendiri. aku tak berniat mempermainkan ritmemu. di ujung hariku, aku masih begitu menggilaimu. disaat semua hal tak membuatku nyaman, aku masih senang membayangkan tentang lagu yang membuat kita sama-sama tertawa. aku begitu menghayati kata per kata ketika aku menyebutkan namamu sebagai objek utama dalam doa yang sengaja aku pinta. dan impian terbesar yang aku tak berani aku ungkapkan adalah jika kamu dan aku dapat sepakat untuk kembali dan tak menghiraukan lagi ketakutan masing-masing diantara kita, hingga pada akhirnya aku kembali pada alam nyataku, jika mimpiku telah usai. aku terjebak pada ego dan ketakutanku yang membuat kita menjalani hidup kita menuju tempat yang tak sama.
aku hanya takut kamu bosan denganku, kemudian meninggalkanku. aku hanya takut kamu pergi, disaat aku tak lagi bisa membuatmu tertawa, jadi sengaja aku perlihatkan aku yang lebih suka berdiam diri dan menjaga keyakinan yang sebenarnya tak ingin kulakukan. aku menikmatimu dan itu harusnya cukup. tapi entahlah, semuanya terlibat begitu dekat, perasaanku, ketakutanku, rasa iba ku, kesepianku, egoku, kekecewaanku, ketidaksukaanku, semua tercampur terlalu dalam. hingga akhirnya aku sadar, aku telah mengorbankan semuanya.
jadi aku tulis semuanya, untuk ketidakadilan yang selama ini aku lakukan.
berbahagialah.
karena tanpaku hidupmu lebih baik.

its us, but me without you

dan kita terhenti disini menurutku.
jatuh cinta padamu itu kadang jadi hal yang terbesar untukku, merubahku menjadi jauh lebih besar, lebih berani, dan ingin menjadi dirimu kadang menjadi tujuanku. tapi dilain sisi ini menjadi keputusan terbodohku untuk menjeratkan diriku padamu, pada hal yang membuat hidupku lebih sempit dari yang seharusnya.
dan kita membicarakan tentang perasaan kita masing-masing, ada kalanya aku jujur tentang perasaanku tapi tidak didepanmu, jujur hanya akan membuatku lemah. kita hanya dua orang tersesat yang sedang mencari jalan keluar menurutku. setelah jalan keluar itu ada mungkin kita berdua akan berpisah (lagi) dan menuju ke tujuan kita masing-masing. entahlah, kadang aku senang merasa tersesat seperti ini. merasa begitu dekat denganmu dan merasa begitu akrab dengan hari-harimu. tapi jika aku pikirkan ini lebih jelas, were just goin to nowhere, yep kembali pada judul yg sedang kita lakukan, “kita hanya sedang tersesat”.
tapi apalah itu. kita telah berakhir menurutku.